1.Rumah Adat Sunda
Dalam masyarakat Sunda buhun (kuno) dikenal beberapa jenis bangunan rumah, Pada umumnya bangunan rumah adat sunda bentuknya panggung, yang kaki-kakinya (tatapakan, istilah sunda) terbuat dari batu persegi (balok) dalam bahasa Sunda disebut batu tatapakan. Untuk tihang (tiang) mengunakan kayu. Bagian bawah/lantai menggunakan papan kayu atau palupuh/talupuh dari bambu. Dindingnya memakai anyaman bambu (bilik) atau papan kayu.
Perbedaannya terlihat pada bagian atas/atap (suhunan), antara lain:
- Julang ngapak, yaitu bentuk bangunan rumah yang suhunan bagian sisi kiri kanan agak melebar ke samping. Ada juga yang menyebutnya memakai sorondoy. Apabila di lihat dari arah depan seperti burung yang sedang terbang.
sketsa suhunan julang ngapak...
- Parahu kumureb, yaitu bentuk bangunan rumah yang atapnya (suhunan) membentuk perahu terbalik (telungkup).
sketsa suhunan parahu kumereb...
- Suhunan jolopong, yaitu bentuk bangunan yang atapnya (suhunan) memanjang sering disebut suhunan panjang atau gagajahan.
sketsa suhunan jolopong...
- Tagog anjing, yaitu bentuk bangunan mirip dengan bentuk badak heuay, tetapi ada sambungan kebagian depan dan sedikit turun. Jadi bangunannya tekuk (ngeluk) seperti anjng jongkok.
sketsa suhunan tagog anjing...
- Badak heuay, yaitu bentuk bangunan seperti saung tidak memakai wuwung sambungan atap (hateup) depan dengan belakang seperti badak sedang membuka mulutnya (menguap, arti sunda heuay).
sketsa suhunan badak heuay...
- Capit gunting, yaitu bentuk bangunan rumah yang atap (suhunan) bagian ujung belakang atas dan depan atas menggunakan kayu atau bambu yang bentuknya menyilang dibagian atasnya seperti gunting.
sketsa suhunan capit gunting...
Perbedaannya terlihat pada bagian atas/atap (suhunan), antara lain:
- Julang ngapak, yaitu bentuk bangunan rumah yang suhunan bagian sisi kiri kanan agak melebar ke samping. Ada juga yang menyebutnya memakai sorondoy. Apabila di lihat dari arah depan seperti burung yang sedang terbang.
sketsa suhunan julang ngapak...
- Parahu kumureb, yaitu bentuk bangunan rumah yang atapnya (suhunan) membentuk perahu terbalik (telungkup).
sketsa suhunan parahu kumereb...
- Suhunan jolopong, yaitu bentuk bangunan yang atapnya (suhunan) memanjang sering disebut suhunan panjang atau gagajahan.
sketsa suhunan jolopong...
sketsa suhunan tagog anjing...
- Badak heuay, yaitu bentuk bangunan seperti saung tidak memakai wuwung sambungan atap (hateup) depan dengan belakang seperti badak sedang membuka mulutnya (menguap, arti sunda heuay).
sketsa suhunan badak heuay...
- Capit gunting, yaitu bentuk bangunan rumah yang atap (suhunan) bagian ujung belakang atas dan depan atas menggunakan kayu atau bambu yang bentuknya menyilang dibagian atasnya seperti gunting.
sketsa suhunan capit gunting...
2.Kumpulan Lagu Sunda Lengkap
- Nining Meida - anjeun
- Nining Meida - borondong garing
- Nining Meida - es lilin
- Nining Meida - ka bulan
- Nining Meida - kalangkang
- Nining Meida - mojang priangan
- Nining Meida - ngalamun
- Nining Meida - potret manehna
- Nining Meida - rame-rame
- Nining Meida - sorban palid
- Nining Meida - tisaprak
- Nining Meida - peuyeum bandung
Kumpulan Lagu Sunda Terpopuler
- tongtolang nangka
- pileuleuyan
- panon hideung
- mojang priangan
- mangle
- leungiteun
- kunaon neuteup ka abdi
- hariring kuring
- euis
- cing tulungan
- cau ambon
- Bubuy Bulan
- bang bung ranggaek
- bajing loncat
3.Pakaian Adat Sunda
Sebuah pakaian yang ada di suatu daerah tentunya memiliki ciri yang masing-masing dimana ciri tersebut tentunya tidak akan sama dengan daerah lain, hal itulah yang memicu adanya perbedaan budaya setiap daerah di indonesia.
Begitu Pula dengan adat Sunda yang lebih tepatnya sunda wiwitan ini memiliki pakaian khusus yang dimana sering di sebut dengan pakaian adat sunda. Sama dengan budaya indonesia yang lainnya , pada pakaian adat sunda juga terbagi atas dua jenis yakni jenis untuk laki-laki dan tentunya perempuan.
Jika kita sering mendengar bahwa pakaian adat sunda adalah kebaya saja , sebenarnya bahwa kebaya merupakan pakaian banyak daerah yang ada di indonesia, namun yang membedakannya hanya saja dari corak dan coretan seni dalam designnya, maka untuk itu berikut ini ada sedikit informasi mengenai pakaian adat sunda yang memang harus anda ketahui sebagai warga negara yang baik.
-baju dengan warna hitam atau putih , dimana pada bagian tangannya sedikit atas sehingga nampak seperti hanya baju yang sudah kekecilan , ini di namakan baju kampret.
-pada bagian celana , di sesuaikan dengan baju yang dipakai atau merupakan pasangan dari baju kampret yang dinamakan dengan celana pangsi.
-Ikat kepala yang berorak batik , sering dinamakan juga sebagai iket.
-sandal yang dipakai juga bukan semabarang sandal, sandal yang dipakai adalah sandal yang memang menjadi ciri khasnya, yaitu sandal Tarumpah atau dalam bahasa indonesia di sebut dengan terumpah.
-Asesoris lainnya seperti kalung dan tas , dimana tasnya di buat dari tempurung kelapa yang isinya di buang dan di bersihkan lalu di tambahkan tali dari rotan biasanya.
Itulah pakaian adat sunda untuk laki-laki, lain halnya dengan pakaian adat perempuan yang selanjutnya akan saya beberkan sedikti informasinya.
-kebaya dengan pola atau corak polos,
-samping berupa kain yang bercorak batik di dalamnya, yang sering dinamakan dengan samping kebat.
- ikat pinggang atau beubeur yang digunakan untuk mengikat atau mengencangkan kain atau samping kebat.
-hiasan berua untuk sanggul di kepala
- sandal yang dinamakan selop.
pakaian adat sunda diatas merupakan pakaian keseharian masyarakat sunda sedangkan untuk upacara adat atau pakaian yang di gunakan dalam acara resmi adalah sebagai berikut ini.

-Baju jas dengan kerah yang menutup leher. Pakaian ini disebut dengan nama Jas Takwa
-Kain batik yang disebut dengan nama Kain Dodot.
-Celana panjang yang sewarna dengan pakaian atas.
-Kalung.Penutup kepala yang disebut dengan Bendo.
-Keris yang dimasukkan di belakang pinggang.
-Selopalas kaki.
-Jam rantai atau rantai kuku macam untuk menghiasai Jas Takwa.
nah itulah informasi tentang pakaian adat sunda yan dimana ada untuk keseharian dan ada juga untuk acara-acara resmi, untuk itu sekian berita tentang sunda hari ini, nantika informasi menarik lainnya.
Related posts:
4.Obyek wisata
Wisata Bandung – Gunung Tangkuban Perahu
Kota Bandung tak hanya tentang fashion dan kuliner, ada hal menarik lain dari kota ini. Jika Anda bosan dengan suasana perkotaan Bandung, maka coba nikmati wisata alamnya. Anda bisa datang ke salah satu tempat wisata yang paling ramai dikunjungi di Bandungyaitu Gunung Tangkuban Perahu.
Gunung Tangkuban Perahu merupakan sebuah gunung aktif di Bandung Utara, tepatnya di Cikole, Lembang, atau sekitar 20 km dari pusat kota Bandung. Letusan terakhir gunung ini tercatat pada tahun 2013 namun meski begitu, gunung ini masih relatif aman untuk dikunjungi.
Beberapa tanda aktifnya gunung ini adalah adanya gas belerang dan juga sumber air panas yang mengalir di kaki gunung, misalnya di Ciater. Jika berkunjung ke gunung ini, Anda sangat disarankan membawa masker penutup mulut untuk menghindari bau gas belerang yang tajam.
Gunung Tangkuban Perahu memiliki ketinggian 2.084 di atas permukaan laut atau sekitar 6.873 kaki. Suhu di gunung ini adalah 17 derajat Celcius pada siang hari dan dapat mencapai 2 derajat Celcius pada malam hari. Karena suhunya yang dingin, pada saat berkunjung ke tempat wisata ini jangan lupa untuk membawa sweater dan jaket Anda.
Tak seperti gunung berapi lainnya, puncak Gunung Tangkuban Perahu ini berbentuk memanjang dan mirip sebuah perahu yang terbalik. Pada lereng gunung juga terdapat hamparan perkebunan teh yang membuat Anda ingin berlama-lama menikmati keindahannya.
Tempat wisata yang satu ini juga seringkali dijadikan lokasi pemotretan untuk foto prewedding, iklan komersil dan juga pengambilan gambar untuk film.
Jika Anda belum puas menikmati keindahan Gunung Tangkuban Perahu dalam satu hari, Anda juga bisa bermalam dan melanjutkan keesokan harinya. Di sekitar gunung ini banyak terdapat hotel yang bisa Anda gunakan untuk menginap, mulai dari yang mengenakan tarif terjangkau sampai hotel mahal dengan kualitas pelayanan terbaik.
Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi
Seperti kebanyakan gunung di Indonesia yang memiliki cerita rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi, Gunung Tangkuban Perahu juga memiliki sebuah cerita yang dipercaya sebagai asal usul terbentuknya gunung ini. Cerita Sangkuriang dan Dayang Sumbi tentunya sudah tak asing bagi sebagian besar orang.
Diceritakan pada zaman dahulu kala, hidup seorang perempuan yang cantik jelita bernama Dayang Sumbi. Kecantikan Dayang Sumbi sudah diketahui oleh banyak orang. Dayang Sumbi hidup berdua dengan anaknya yang bernama Sangkuriang di sebuah hutan belantara. Dayang Sumbi sangat menyayangi Sangkuriang dan mereka hidup bahagia bersama seekor anjing kesayangannya, si Tumang, yang sebenarnya adalah ayah dari Sangkuriang.
Suatu hari, Sangkuriang membuat sebuah kesalahan. Sangkuriang pergi berburu rusa bersama si Tumang. Sampai sore hari, Sangkuriang tidak mendapatkan rusa seekor pun. Sangkuriang takut akan mengecewakan ibunya. Akhirnya, ia memutuskan untuk membunuh si Tumang dan membawa dagingnya pulang ke rumah.
Di rumah, Dayang Sumbi segera memasak daging yang dibawa anaknya pulang. Setelah makan, barulah ia menyadari ketidakberadaan si Tumang. Sangkuriang akhirnya mengaku bahwa daging yang mereka makan adalah si Tumang. Dayang Sumbi luar biasa marah pada Sangkuriang. Ia melemparkan sebuah batu sampai mengenai kepala anaknya dan mengusirnya pergi.
Dayang Sumbi kemudian menyesal telah mengusir anak kesayangannya. Kemudian ia berdoa agar diberi umur yang panjang dan awet muda agar bisa bertemu dengan anaknya kembali. Setelah beberapa tahun, mereka berdua bertemu kembali. Dayang Sumbi masih muda dan semakin cantik, sedangkan Sangkuriang telah tumbuh dewasa dan tampan. Singkat cerita, mereka berdua jatuh cinta.
Pada suatu hari, Sangkuriang mengatakan ingin menikahi Dayang Sumbi. Di saat yang sama, perempuan itu melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menyadari bahwa ia adalah anaknya yang telah lama pergi. Dayang Sumbi kemudian mencari cara agar mereka tak jadi menikah.
Setelah meminta petunjuk, Dayang Sumbi kemudian mengajukan syarat pada Sangkuriang. Pemuda itu harus bisa membuat danau dan perahu dalam semalam agar keesokan harinya mereka bisa berkeliling danau berdua.
Menjelang pagi, danau dan perahu yang dibuat Sangkuriang hampir selesai, Dayang Sumbi pun khawatir dan berdoa agar matahari segera terbit. Doanya terkabul, matahari terbit dan Sangkuriang belum berhasil menyelesaikan perahunya. Karena marah, Sangkuriang lantas menendang perahu setengah jadi tersebut ke tengah danau. Perahu mendarat dalam posisi terbalik. Perahu itulah yang kemudian disebut sebagai Gunung Tangkuban Perahu.
Jika dilihat dari kejauhan, Gunung Tangkuban Perahu memang berbentuk mirip dengan perahu yang terbalik.
Tiga kawah
Letusan gunung yang terjadi menyebabkan munculnya kawah-kawah di sekitar gunung ini. Dari beberapa kawah yang dimiliki, ada tiga kawah yang paling terkenal di Gunung Tangkuban Perahu antara lain: Kawah Upas, Kawah Domas, dan Kawah Ratu.
Kawah Ratu
Kawah Ratu merupakan kawah terbesar dari ketiga kawah yang paling terkenal di Gunung Tangkuban Perahu. Untuk menuju ke kawah ini, Anda bisa menggunakan mobil pribadi maupun mobil sewaan di lokasi yang akan mengantarkan Anda sampai ke Kawah Ratu. Jalan menuju ke kawah tidaklah sulit, sehingga banyak wisatawan yang datang.
Kawah Ratu dapat dilihat dari dataran yang lebih tinggi dengan pagar pembatas dari kayu untuk keselamatan wisatawan. Pemandangan yang cantik bisa Anda saksikan di sini. Tanah di sekitar kawah umumnya berwarna putih dengan batu-batu berwarna kekuningan karena kandungan belerang. Selain itu juga Anda bisa melihat asap yang mengepul dari kawah.
Di sekitar lokasi terdapat banyak toko kecil yang menjual berbagai suvenir seperti topi, syal, sarung tangan, masker dan juga berbagai kerajinan dari kayu. Tak hanya suvenir, ada juga warung makan yang menjual mie rebus dan teh hangat atau ketan bakar yang merupakan makanan khas Lembang.
Untuk berkeliling, selain dengan berjalan kaki, Anda juga bisa menunggang kuda.
Kawah Upas
Kawah Upas berada di sebelah Kawah Ratu. Untuk mencapainya, Anda harus melalui jalan terjal dan berpasir. Mungkin hal ini yang membuat jumlah wisatawan yang berkunjung ke sini lebih sedikit bila dibandingkan dengan Kawah Ratu. Selain itu, Kawah Upas juga lebih kecil dan lebih dangkal.
Kawah Domas
Kawah Domas berada di dataran yang lebih rendah dari Kawah Ratu. Tidak seperti di Kawah Ratu yang hanya diperbolehkan melihat dari kejauhan dan dibatasi pagar kayu, di Kawah Domas, Anda bisa melihat lebih dekat. Bahkan Anda juga bisa melakukan pengujian panasnya kawah dengan merebus telur di sini. Menarik bukan?
Jika Anda ingin mengunjungi Kawah Domas di atas jam empat sore, maka Anda harus menyewa seorang pemandu demi alasan keselamatan.
Selain tiga kawah tersebut, ada lagi yang menarik dari Gunung Tangkuban Perahu, yaitu Pohon Manarasa. Pohon yang banyak tumbuh di sekitar tempat wisata ini mempunyai daun berwarna merah dan jika dimakan rasanya mirip dengan daun jambu. Menurut warga sekitar, daun pohon ini bisa mengobati diare. Uniknya, mereka juga percaya bahwa daun ini juga bisa membuat awet muda. Dayang Sumbi dipercaya selalu makan daun ini, sehingga ia tetap cantik dan awet muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar